Kementerian Kesehatan mengukuhkan 3 profesor riset tahun 2013 Badan Penelitian dan Pengembangan (Badan Litbang) Kesehatan, yaitu Prof. Agus Suwandono, Prof. Amrul Munif, dan Prof. Koosnadi Saputra, di Jakarta (12/12). Acara ini bertepatan dengan ulang tahun ke 38 Balitbangkes.
Menkes dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Kabadan Litbang) pada acara Orasi Ilmiah dan Pengukuhan Profesor Riset tahun 2013 ini menyatakan kepercayaannya bahwa ketiga profesor riset akan makin tinggi komitmen dan kontribusinya pada (1) peningkatan kualitas penelitian di Indonesia, (2) peningkatan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu, (3) tercapainya jaminan kesehatan semesta atau universal health coverage, dan (4) terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya serta kualitas hidup Rakyat Indonesia yang sebaik-baiknya.
Gelar profesor riset merupakan pengakuan, kepercayaan, dan penghormatan yang diberikan atas keberhasilan PNS dalam tugasnya di bidang penelitian. Gelar ini diberikan kepada peneliti utama yang sudah menyampaikan orasi ilmiah dalam suatu prosesi upacara pengukuhan.
“Saya merasa amat bahagia dan bersyukur dapat hadir pada Orasi Pengukuhan Profesor Riset, putera-putera terbaik Kementerian Kesehatan, yang atas dedikasi dan rekam jejaknya dalam penelitian dan pengembangan kesehatan berhak menduduki jabatan fungsional peneliti tertinggi dengan gelar Profesor Riset”, demikian sambutan Menkes yang dibacakan oleh Kabadan Litbangkes.
Di hadapan para undangan, masing-masing profesor riset menyampaikan orasi ilmiahnya. Prof. Agus Suwandono mengemukakan hal yang sangat penting bagi pengembangan kebijakan pengendalian penyakit Flu Burung yang masih menjadi ancaman bagi manusia di Indonesia dan di negara lainnya di dunia. Penyakit Flu Burung yang disebabkan virus influenza cenderung bermutasi dari waktu ke waktu dengan berbagai risiko seperti re-assortment, yang berdampak pada munculnya virus influnza jenis baru seperti novel influenza virus yang berpotensi menimbulkan pandemi influenza dengan risiko morbiditas dan mortalitas tinggi.
Kebijakan Pengendalian Flu Burung yang efektif harus bersifat lintas sektor dengan melibatkan seluruh masyarakat bahkan melibatkan elemen lintas negara, forum regional dan global.
Prof. Amrul Munif dalam orasinya mengemukakan berbagai aspek terkait penyebaran dan dinamika Vektor Malaria di Indonesia. Aspek-aspek ini sangat penting untuk diperhatikan para pengelola dan pelaksana Program Pengendalian Malaria di Indonesia dalam mempercepat tercapainya Eliminasi Malaria di Tanah Air kita. Hal yang disoroti, yaitu geografi, ekosistem dan habitat terkait vektor Malaria mempunyai kaitan erat dengan tantangan-tantangan Pembangunan Nasional, seperti dampak pembangunan Nasional pada lingkungan hidup, perubahan perilaku akibat globalisasi, dan perubahan iklim.
Dengan demikian isu-isu yang diangkat ini tidak hanya relevan dengan pengendalian Malaria saja tetapi juga dengan aspek yang lebih luas dari Pembangunan Kesehatan sebagai bagian integral dari Pembangunan Nasional.
Sementara Prof. Koosnadi Saputra menyampaikan orasinya mengenai teknologi akupunktur. Penelitiannya ini makin mengokohkan dasar-dasar dan bukti-bukti ilmiah teknologi akupunktur untuk dimanfaatkan dalam pelayanan kesehatan termasuk dengan memanfaatan tenaga nuklir. Pengintegrasian teknologi akupunktur dalam pelayanan kesehatan akan sangat bermanfaat dalam Pembangunan Kesehatan karena merupakan teknologi alternatif bagi pelayanan kesehatan baik promotif-preventif, maupun kuratif-rehabilitatif.
Pada kesempatan tersebut, Menkes mengucapkan terima kasih kepada Dewan Majelis Pengukuhan Profesor Riset dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) atas penyelenggaraan acara orasi ini. Menkes berharap acara pengukuhan ini memotivasi para peneliti lain di Kementerian Kesehatan untuk terus berkarya dan memberikan karya terbaiknya untuk bangsa, negara dan kemanusiaan, dan menjadi profesor riset berikutnya.
Menkes juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh jajaran Badan Litbangkes yang telah sukses dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan kesehatan sepanjang satu dasa warsa terakhir ini.
Disebutkan Menkes beberapa keberhasilan Badan Litbangkes, seperti pelaksanaan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, 2010, dan 2013 yang menghasilkan data dan informasi tentang keberhasilan dan masalah Pembangunan Kesehatan di tingkat kabupaten/kota di Indonesia. Riskesdas telah berhasil mengumpulkan data dan informasi kesehatan termasuk data biomedis dari seluruh kabupaten/ kota di Indonesia. Data dan informasi ini antara lain diterjemahkan dalam Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM). Ini adalah suatu indeks komposit baru di dunia yang diciptakan Bangsa Indonesia untuk mengukur keberhasilan Pembangunan Kesehatan.
Penelitian lain adalah Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) tahun 2011 yang sangat penting dan bermanfaat, karena hasilnya menggambarkan kapasitas seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Tanah Air. Data dan informasi yang diperoleh sangat diperlukan untuk mendukung pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Selain itu, dilaksanakan pula Riset Tanaman Obat dan Jamu (Ristoja) tahun 2012 untuk mendapatkan database tentang tanaman obat, ramuan, dan pengobat tradisional di Indonesia. Dewasa ini, sekitar 1400 spesies tanaman obat telah berhasil diidentifikasi dan diperkirakan jumlah ini baru merupakan 20% dari tanaman obat yang ada di Indonesia. Hasil Ristoja yang lengkap kelak akan digunakan untuk pengembangan bahan baku obat asli Indonesia.
Apresiasi juga disampaikan atas kemajuan pelaksanaan Program Saintifikasi Jamu yang dimaksudkan untuk memberikan basis ilmiah penggunaan Jamu, menjadikan Jamu sebagai tuan rumah di negeri sendiri, dan untuk mengintegrasikannya dalam sistem pelayanan kesehatan. Berkat pengalaman Program Saintifikasi Jamu ini, Indonesia telah berhasil mengangkat pengobatan tradisional dalam forum kerjasama ekonomi APEC. Indonesia telah mengambil prakarsa bagi masuknya obat tradisional sebagai bagian dari high level statement para pemimpin negara APEC.
Penelitian lainnya adalah pelaksanaan Riset Pencemaran Lingkungan (Riset Cemarling) untuk menentukan pencemaran lingkungan di beberapa wilayah di Indonesia guna menentukan jenis zat pencemar yang masuk ke dalam tubuh manusia. Riset ini dimaksudkan untuk menentukan pencemaran lingkungan di beberapa wilayah di Indonesia guna menentukan jenis zat pencemar yang masuk ke dalam tubuh manusia.
Hadir pada acara Pengukuhan dan Orasi Ilmiah ini Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Ketua, Sekretaris dan Anggota Majelis Pengukuhan Profesor Riset, dan Para Peneliti Kementerian Kesehatan.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode lokal> 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, website www.depkes.go.id dan alamat e-mailkontak@depkes.go.id.